3 April 2013

pembangkit listrik tenaga nuklir
IlmuPengetahuan.Org – Pada dasarnya prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN sama halnya dengan Pembangkit Listrik Konvensional. Dalam proses kerjanya, air akan diuapkan dalam suatu wadah (ketel) dengan melalui pembakaran. Dalam pembakaran tersebut akan menghasilkan uap yang akan dialirkan ke dalam turbin yang akan bergerak jika terdapat tekanan uap. Dalam proses tersebut turbin akan bergerak. Bergeraknya turbin ini berfungsi untuk menggerakkan generator yang akan menghasilkan energi listrik. Jika dalam Pembangkit Listrik Konvensional, bedanya yaitu bahan bakarnya dalam menghasilkan uap panas, yaitu dengan minyak, gas, atau batubara.
prinsip kerja pembangkit listrik tenaga nuklirProses dari pembakaran bahan bakar tersebut akan menghasilkan gas Karbon Dioksida atau CO2, Sulfur Dioksida SO2 dan juga Nitrogen Dioksida atau disebut juga Nox, selain itu pembakaran tersebut menghasilkan debu yang mengandung kadar logam berat. Sisa-sisa pembakaran tersebut di atas akan menjadi gas emisi ke udara dan berpotensi besar terhadap pencemaran lingkungan. Beberapa pencemaran lingkungan tersebut yaitu hujan asam dan pemanasan global (Global Warming).
Sedangkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, panas yang dipakai dihasilkan dari proses reaksi pembelahan inti Uranium di dalam reaktor nuklir. Sebagai bahan pemindah panas tersebut digunakanlah air yang secara terus-menerus disirkulasikan selama proses. Bahan bakar yang digunakan untuk pembakaran ini, yang menggunakan Uranium tersebut tidak melepaskan partikel-partikel seperti Nox, CO2, ataupun SO2, serta tidak mengeluarkan partikel debu yang mengandung logam berar. Sehingga Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir adalah pembangkit yang sangat ramah lingkungan. Di Indonesia juga berencana akan menggunakan pembangkit listrik jenis ini. Baca selengkapnya di


pembangkit listrik tenaga nuklir
IlmuPengetahuan.org – Belum adanya program dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2011-2020 untuk pembangunan PLTN di Indonesia, hal ini terjadi karena dalam proses optimalisasi pemilihan kandidat pembangkit, ternyata pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) tidak dapat bersaing dengan jenis pembangkit baseload lainnya, yaitu PLTU batubara kelas 1.000 MW ultra supercritical.
Selain itu juga disebutkan kesulitan terbesar dalam merencanakan PLTN adalah tidak jelasnya biaya kapital dan biaya operasi dan pemeliharaan yang terkait dengan spent fuel disposal, dan biaya decommisioning. Untuk biaya kapital misalnya, sebuah studi bersama antara PLN dan sebuah perusahaan listrik dari luar negeri mengindikasikan biaya pembangunan PLTN sebesar US$ 1.700 per kW untuk Engineering, Procurement, Construction (EPC) atau US$ 2.300 per kilowatt (kW) (setelah memperhitungkan biaya bunga pinjaman selama konstruksi). Angka tersebut kini dipandang terlalu rendah, karena menurut laporan mutakhir (tahun 2009), biaya pembangunan PLTN pada beberapa negara telah mencapai US$ 3.500 hingga US$ 5.500 per kW.
Selain itu harga uranium dunia juga terus naik sejalan dengan kebangkitan program tenaga nuklir pada banyak negara di dunia. Harga uranium yang pada tahun 2006 adalah sekitar US$ 30 per barel, saat ini telah mencapai US$ 130 perbarel. Kenaikan harga uranium ini sebetulnya tidak banyak mempengaruhi keekonomian PLTN mengingat beroperasinya PLTN hanya memerlukan uranium dalam jumlah sedikit, namun tetap saja kenaikan harga uranium dunia ini perlu terus dipantau.
Dengan semakin mahalnya harga BBM yang juga diikuti oleh kenaikan harga energi primer lainnya seperti batubara dan gas alam, dan semakin nyatanya ancaman emisi karbon terhadap perubahan iklim global, telah membuat PLTN menjadi salah satu opsi sumber energi yang sangat menarik untuk ikut memenuhi kebutuhan listrik Indonesia apabila biaya EPC, biaya pengelolaan spent fuel dan biaya decomisioning telah menjadi semakin jelas.
Disadari bahwa pengambilan keputusan untuk membangun PLTN tidak semata-mata didasarkan pada pertimbangan keekonomian dan keenergian, namun juga pertimbangan lain seperti aspek politik, keselamatan, penerimaan sosial, budaya dan lingkungan. Apalagi dengan terjadinya kecelakaan PLTN Fukushima Daichi pada bulan Maret 2011 yang sangat buruk dimana ribuan penduduk yang semula bermukim di dekat PLTN tersebut harus diungsikan ke daerah yang aman, telah menyebabkan eskalasi penentangan terhadap pengembangan tenaga nuklir untuk pembangkit tenaga listrik. Dengan adanya berbagai aspek yang multi dimensional tersebut, program pembangunan PLTN hanya dapat diputuskan oleh pemerintah.
Menurut Agus R Hoetman, ketersediaan pembangkit listrik saat ini hanya 35 Giga watt (GW) sementara pada tahun 2025diprediksi kebutuhan akan mencapai 145 GW. “PLN memprediksi kebutuhan listrik di Jamali 112 GW pada tahun 2025,”papar Agus.
Dari kapasitas sebesar itu, sambungnya, energi fosil dan energi baru terbarukan hanya mampu memberikan kontribusi sebesar 55 GW, sisanya 87 MW belum jelas nasibnya untuk itu usulan PLTN sebagai sumber energi untuk pembangkitan listrik , memang perlu mendapat perhatian, tentunya diperlukan sosialisasi tentang kehandalan dan ketatnya faktor keselamatan. “Nuklir memang benar berbahaya, namun bila bisa mengendalikan justru sangat bermanfaat dan menghasilkan banyak keuntungan,”

lihat di http://ilmupengetahuan.org/pembangkit-listrik-tenaga-nuklir/

Jelang Ujicoba Tim Garuda Vs Arsenal

Harga Tiket Termurah Indonesia Vs Arsenal Rp80 Ribu

Harga tiket termahal adalah Rp750 ribu.
Rabu, 3 April 2013, 18:01 WIB
Haryanto Tri Wibowo, Rejdo Prahananda
Klub

Pemain Arsenal rayakan gol ( Reuters/Philip Brown)
VIVAbola - Harga tiket pertandingan Indonesia Dream Team melawan Arsenal di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), 14 Juli 2013, telah diumumkan. Harga tiket termurah untuk menonton aksi The Gunners adalah Rp80 ribu.

Penjualan tiket akan dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah pre-sale yang berlangsung selama 7 April-7 Mei 2013. Khusus penjualan tiket tahap pertama hanya diperuntukkan bagi pelanggan Telkomsel.

Selanjutnya, untuk periode Mei hingga Juni 2013, tiket dibeli secara online. Sedangkan penjualan tiket melalui ticket box di sekitar kawasan SUGBK akan dilakukan satu pekan sebelum pertandingan. Panitia mencetak tiket sesuai dengan kapasitas SUGBK yakni 80 ribu.

"Ada 80 ribu tempat di GBK. Namun, hanya 50 ribu hingga 60 ribu tiket yang dijual untuk umum. Sisanya diperuntukkan untuk sponsor dan tamu undangan," ujar perwakilan M-Pro Sports & Entertainment, Wahju Prasetya dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu 3 April 2013.

"Banyak pertimbangan untuk menentukan harga tiket. Kami juga meminta pendapat Arsenal Suporter Indonesia (AIS) mengenai harga tiket agar terjangkau. Harapannya, penonton yang datang tidak hanya dari fans Arsenal, tapi juga penggemar pemain Indonesia dan Premier League," sambung Wahju.

Tiket pre-sale dijual dengan harga termurah Rp80 ribu hingga termahal Rp600 ribu. Sedangkan untuk harga normal, tiket termurah dijual dengan harga Rp100 ribu dan yang termahal Rp750 ribu.

Selain mengunjungi Indonesia, The Gunners juga dipastikan melakoni tur ke Jepang pada Arsenal’s Asia Tour 2013.

Harga Tiket
Presale khusus pelanggan Telkomsel (dijual April)
VIP Barat: Rp600 ribu
VIP Timur: Rp400 ribu
Kategori 1: Rp240 ribu
Kategori 2: Rp160 ribu
Kategori 3: Rp80 ribu

Tiket Harga Normal (Mei-Juni)VIP Barat: Rp750 ribu
VIP Timur: Rp500 ribu
Kategori 1: Rp300 ribu
Kategori 2: Rp200 ribu
Kategori 3: Rp100 ribu (one)

Sumber
http://bola.viva.co.id/news/read/402403-harga-tiket-termurah-indonesia-vs-arsenal-rp80-ribu